Spongebob Must Be Happy

Bayangkan betapa bahagianya spongebob. Setiap hari berdiri di depan griller dan membalik-balik patty yang juicy, sizzling with hot grease. Yang membuat saya iri tentunya, adalah spongebob hanya 1 langkah dari sebuah burger yang, saya asumsikan, begitu lezat. Maka sampailah saya pada pertanyaan,

Where the hell can you get a good burger in this town???

Foto paling atas adalah sebuah burger yang saya beli dari salah satu stall di sebuah hawker center di Singapore bernama Botak Jones. Burger dengan patty setebal layar handphone saya, didampingi coleslaw dingin di atas 1 helai daun lettuce dan setumpuk spicy fries. Rasanya? Cukup istimewa. Rasa dagingnya begitu terasa; double patty medium grilled, dengan selembar keju di atasnya. Jika dirupiahkan harganya sekitar 70rb saja. Dan yang jelas, rasanya jauh lebih enak dari semua burger yang pernah saya rasakan di Jogja.

Maka saya bertanya, meminta pendapat, memohon kepada kalian semua untuk memberi tahu saya mana tempat makan di Jogja yang menyediakan burger lezat di Jogja. Tapi sebelumnya, tolong coret nama-nama di bawah ini dari daftar Anda.

Yang pertama kali harus dicoret dari daftar tentu saja adalah stall burger yang menjamur di Jogja, tanpa perlu disebutkan yang mana karena semua orang pasti tahu stall burger warna merah itu. Patty burger nya sedikit misterius dan kering. Saya tidak mengatakan rasanya tidak enak, apalagi harganya hanya 7rb-an. You get what you pay. Lumayan untuk cemilan sesekali, didampingi satu kantong besar potato chips. Item yang paling (dan hanya) saya sukai dari kedai mereka adalah item ‘juicy’ yang mana terdapat nanas di dalamnya karena dapat menetralisir keringnya burger.

Yang ke-dua, adalah burger stall berbentuk tenda di Jl.Kaliurang yang memiliki nama yang sama dengan lukisan karya Leonardo da Vinci. Warung ini hanya buka di malam hari dan rasanya lumayan. Burger lukisan Leonardo da Vince ini rasanya lumayan karena patty nya dicampur dengan kornet. Selain itu mereka pakai semacam home made mayonaise yang rasanya unik.

Yang ke-3 adalah burger dari kafe sekaligus bakery yang cukup tersohor di Jl.Kaliurang yang memiliki nama sebuah daun. Waktu saya di sana yang saya pesan adalah Spicy American Cheese Burger. Burger dengan telor mata sapi setengah matang dan satu lembar keju di tengah. Yang menurut saya aneh adalah bahwa ‘spice’ yang mereka gunakan dicampur ke dalam patty, bukannya dibuat semacam saus atau spicy mayo atau apa. Dan akhirnya rasanya mengalahkan rasa dari daging itu sendiri sehingga patty nya tidak berasa daging sama sekali. Dan juga kejunya tidak dilelehkan. Padahal sebenarnya rasa burgernya lumayan.

Yang ke-4 adalah burger om Ronald. Call me crazy, tapi menurut saya burger dengan dua stack patty, 3 lapis roti, relish yang khas, acar menitimun, lettuce, bawang bombay, dan mustard milik mereka adalah sebuah rasa yang klasik. Apalagi didampingi large fries dan large soda.  Tak tergantikan. Comfort food yang selalu saya makan ketika dapat kabar baik ataupun kabar buruk karena memberikan sensasi yang menenangkan sekaligus rasa berdosa karena setelah itu harus berolahrga.

Yang ke-5 adalah burger dari salah satu restoran dengan embel-embel ‘grill’ di jalan Wolter Monginsidi yang memiliki nama yang sama dengan musik Rhythm & Blues. Ketika di sana saya memesan giant burger (yang harganya 37rb++!) yang disajikan dengan pendamping coleslaw dan potato wedges. Ketika disajikan coleslaw nya sudah berubah menjadi room temperature dan rasanya biasa saja. Burgernya rasanya lumayan enak, dan ukurannya memang ‘giant’, walaupun tetap saja habis dalam waktu 5 menit. Sayangnya patty nya terasa sedikit keras. Mungkin lain kali saya harus mencoba wagyu burger nya (yang harganya 65rb++!) yang, seharusnya, dengan kadar lemak yang lebih tinggi rasanya lebih empuk.

If you do know a place that sells good burgers, please, please, please! leave a comment