thoughts on the appetizing food scene of Jogja

the Best Place to Have Breakfast in Jogja! (so far)

In Breakfast on November 10, 2010 at 10:49 am

Sarapan merupakan sebuah ritual. Apa yang saya makan di pagi hari dapat menentukan performa saya selama hari itu. Ketika memulai hari dengan sesuatu yang baik, saya percaya bahwa kita akan menghadapi hari itu dengan attitude yang baik juga. To me, breakfast is one of the determinants of the outcome of my day. Sehingga saya hampir tidak pernah melewati sarapan dan memperlakukan ritual ini dengan penuh apresiasi.

Hingga saat ini, menurut saya tempat paling enak untuk sarapan adalah sebuah warung nasi kuning di wilayah Seturan. Warung ini terletak di dekat pom bensin Seturan, seberang warung Sega Penyetan. Saya tidak tahu nama warung ini apa karena mereka memang tidak memasang sebuah nama. Yang ada hanya tulisan ‘nasi kuning’ dan ‘lontong sayur’. Saya sudah tidak bisa menghitung lagi berapa kali saya telah sarapan di sini. Bahkan setiap kali saya mengisi bensin di pom bensin Seturan, saya selalu mampir ke tempat ini.

Nasi Kuning Seturan

Nasi kuning bagikan sebuah teori. Teori pembangunan ekonomi Rostow misalnya, tidak akan bisa kita buktikan validitasnya apabila belum kita aplikasikan ke dalam konteks Indonesia. Begitu pula dengan nasi kuning yang harus diaplikasikan terhadap condiments yang menyertainya. Nasi kuning hanya bersifat sebagai medium pemersatu berbagai komponen-komponen peserta, hingga akhirnya menjadi sebuah hidangan utuh dan menciptakan suatu cita rasa tunggal. Kalau Anthony Bourdain mengakatan “Sushi is first about the rice”, nasi kuning is NOT. Lauk dan sambal yang menyertai nasi kuning di rumah makan Kindai ataupun nasi kuning Banjar di bawah jembantan Janti misalnya, akan menentukan rasa akhir yang tertinggal di lidah ketika melahap sebuah hidangan nasi kuning.

etalase lauk

Ada 4 unsur yang menurut saya menjadikan nasi kuning Seturan sebuah nasi kuning yang istimewa: nasi, ayam bakar, kering tempe, dan sambal. Nasi kuning di warung ini memiliki nasi yang gurihnya terasa, tidak seperti kebanyakan nasi kuning di pinggir jalan yang seringkali rasanya hampir sama dengan nasi putih biasa hanya saja dengan warna kuning. Nasinya juga pulen; tidak dimasak terlalu lama dengan air dan santan dan menggunakan beras yang tepat. Ayam bakarnya luar biasa enak dengan perpaduan rasa gurih, manis, dan pedas. Ditambah lagi pinggirannya yang dibakar hingga sedikit gosong menghasilkan rasa tersendiri. Kering tempe nya menurut saya juga pas: tidak terlalu manis, dan memiliki rasa pedas yang memberikan tendangan di lidah.

the almighty nasi kuning Seturan

Dan yang paling istimewa diantara keempat komponen tersebut, adalah sebuah substansi magical, substansi yang mampu mengikat rasa dari seluruh komponen pada hidangan nasi kuning dan mengantarkannya menjadi pada sebuah tingkat rasa yang berbeda. Sambal! Anda mungkin merasa saya terlalu hiperbolis dalam menggambarkan sebuah sambal tapi percayalah… percayalah… sambal di nasi kuning Seturan tidak dapat ditemukan di tempat lainnya. Manis, gurih, dan pedas, sambal ini merupakan pasangan yang paling sempurna untuk disantap bersama nasi kuning. Ibarat romeo & juliet, itchy & scratchy, jono & lono, nasi kuning dan sambal ini merupakan pasangan yang sudah semestinya. Jika saya memiliki tubuh yang tidak bisa melar, saya pasti sudah meminum sambal itu begitu saja.

Mencari orgasme dengan mengkonsumsi cokelat is so last year. Paling tidak begitu bagi saya. Karena jika menginginkan orgasme untuk memulai hari yang sempurna, saya hanya perlu menuju nasi kuning Seturan saja.

nasi kuning dan sambal yang sempurna

  1. ih mantep banget deh bahasamu yan @_@ perasaan waktu aku makan disana biasa aja tapi kalo baca tulisanmu kok kayaknya enak banget hahaa. mungkin krn aku emang ga suka makan 😛

  2. asem kedisikan koe ngereview ne.. fufufufuuu
    hehehehe

  3. iki ncen enak kok,,mung aku ra seneng kering tempe sing garing dan cenderung rodo atos.haha

  4. hahaha.
    eh yan, tidak kah lontongopornya lebih enak?gurih dan ‘nglendi’ gitu, hehehe..

  5. pancen enak yan panggone nggo sarapan

  6. aku mangan ng kono biasa wae yan.. enak tp ra superb.. hahaha

  7. I like your style of writing!! 😉

Leave a reply to tata Cancel reply